Lampu odong odong ditaman
berkelap kelip seperti lampu kuning yang sebentar lagi berubah menjadi merah.
gelap di ujung malam yang sebentar lagi berganti pagi yang dinikmati melalui
lamunan lamunan indah para imaginer, demikianlah kisah ini dimulai. Berawal
dari mimpi kecil anak kecil yang memiliki burun* yang kecil hingga menjadi
sebuah mimpi besar setelah besar dan memiliki alat vital yang besar pula
kecuali dia seorang waria.
Edo tidak mengetahui apa
yang terjadi, namun tadi sore ada bapak tua yang menyampaikan kepadanya bahwa
malam nanti kamu akan melukis takdir, sejak itu edo tidak bisa berhenti
memikirkan perkataan bapak tua itu.
“tolong
saya, saya tidak mengerti apa maksud dari bapak tua tadi sore”
makanan dan perkataan edo
seakan beriringan keluar dari mulut edo seperti air mani yang tercurah muncrat
kearah wajah kisso yang berseri seri nampak berubah menjadi muka marah
“pelan
pelanko kalo ngomon kau yah.. makanan sama bebengmu muncrat ke mukaku dihh”
“Sorry
sorry kisso, saya tidak sengajaji dihhh”.
Sambil
mengelap wajah kisso dengan tissu gulung yang tersedia di meja tiba tiba
pandangan kisso teralihkan dengan pesona seorang anak kecil yang kira kira
berusia 7 tahun sedang memakan gula gula wahhh edo jatuh cinta dengan
gulagulanya.
“weh
kasi bagus caramu lap i dih”
Lamunan
edo terpecahkan oleh bentakan kisso yang sedari dulu sudah menahan amarah
“sudah
kamu fikir sendiri itu kata kata nya bapaktua itu”
kisso
meninggalkan warung menuju kasir dan membisikkan ibu kasir bahwa yang bayar itu
sana yang masih makan
“kisso...
jangan... pergiii...” edo
berteriak kepada kisso yang perlahan meninggalkan ruang berukuran 10x4 itu
sambil menitihkan air mata edo mengingat kenangan masa lalu mereka berdua edo
mengingat ketika mereka pernah berlari lari bersama mengelilingi pohon sambil
diiringi musik indi*. Edo tidak menyangka kisso dengan teganya meniggalkan
dirinya, kisso yang dia kenalnya dulu sering memberi solusi ketika edo ditempa
masalah meskipun solusinya selalu menambah masalahnya saja .
“dasar
kau kisso teganya meninggalkanku, kau kira kalo kau tidak ada saya tidak bisa
hidup”
Edo
berbalik marah kepada kisso dan hubungan gelap mereka pun berakhir, edo sudah
melupakan kata bapak tua tadi dan beranjak pergi berguru ke motivator dan
mempelajari tehnik menguasai ESQ lalu menerapkannya ke kehidupan sehari hari.